Senin, 22 Desember 2008

Prevalensi HIV/AIDS di Lapas Capai 12 Persen

Prevalensi HIV/AIDS di Lapas Capai 12 Persen
Baban Gandapurnama - detikBandung



Diskusi di Lapas Banceuy

Bandung - Narapidana yang berada di lembaga pemasyarakatan rentan terhadap beragam jenis penyakit. Di antaranya penyakit TBC, kulit, HIV/AIDS, serta hepatitis. Berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kota Bandung, khususnya di Lapas Narkotika, prevalensi HIV/AIDS mencapai 12 persen dari napi yang dites.

Hal itu disampaikan perwakilan dari LSM Integrated Management for Prevention and Control and Treatment of HIV/AIDS (IMPACT) Bachti Alisjahbana. Menurutnya secara umum diketahui bahwa prevalensi HIV/AIDS ditemukan lebih banyak di Lapas ketimbang di masyarakat umum.

"Kejadiannya lebih tinggi pada pengguna narkoba suntik di lingkungan Lapas narkotika," jelasnya saat acara Peringatan Hari AIDS Sedunia di Tingkat Jawa Barat, di Lapas Banceuy, Bandung, Kamis (11/12/2008).

Menurutnya hal itu disebabkan rendahnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS serta ketersedian obat anti HIV. Juga adanya stigma yang membuat para napi enggan melaporkan kondisi kesehatannya secara aktif. Bahkan, kata dia, beberapa napi baru diketahui sakit setelah kondisinya parah.

"Ini menjadikan angka kematian di lapas tinggi. Penyakit HIV/AIDS penyebab paling banyak penderita meninggal di Lapas. Selain itu, bila seorang misalnya sakit TBC, bila tak terdeteksi, menjadi ancaman bagi penghuni lain karena mungkin menularkan penyakit tersebut," katanya.

Adanya pelayanan kesehatan di lapas seperti tersedianya klinik, tambah Bachti, memberi keuntungan bagi para napi. Dengan kesehatan yang diperhatikan, bisa membuat rasa nyaman bagi napi walau dirinya sedang ditahan.

0 komentar: